Mereka
merasa terharu karena akhirnya dikukuhkan sebagai seorang Profesor
Riset yang merupakan karir tertinggi seorang ilmuwan. Di Auditorium
LIPI Jakarta, Rabu (21/8) lalu, keduanya memberikan orasi ilmiah dimana
Dr. Iskandar Zulkarnain yang merupakan Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian
(IPK) LIPI menyampaikan orasi berjudul “Geokimia Batuan sebagai Jendela Proses Geologi Masa Lalu dan Lentera Pemandu Penemuan Endapan Logam”. Sedangkan, Dr. Silvester Tursiloadi M Eng yang merupakan peneliti Pusat Penelitian Kimia menuturkan dengan judul “Nanoteknologi untuk Sintesiskatalis Aerogel Mesopori”.
Kepala
LIPI, Prof Dr. Lukman Hakim dalam sambutannya mengatakan, Prof. Dr.
Iskandar dan Prof. Dr. Tursiloadi merupakan profesor riset ke 408 dan
409 dari total lebih kurang 8.200 peneliti di Indonesia. “Sedangkan
untuk LIPI, keduanya secara berturut-turut adalah profesor riset ke 106
dan 107 dari total peneliti LIPI yang berjumlah 1.525 orang,” tandasnya.
Kepala
LIPI pun berharap dengan penambahan dua orang profesor riset baru
semakin memantapkan perkembangan Iptek nasional. Dengan penemuan riset
terbaru, ia berharap pula mampu berkontribusi bagi kesejahteraan
masyarakat dan dunia ilmu pengetahuan.
Ubah Sejarah Sumatera
Sementara
itu, Iskandar Zulkarnain mengulas dalam orasinya bahwa pendekatan
geokimia batuan mampu memberikan jalan untuk mengubah sejarah batuan
Pulau Sumatera. “Geokimian batuan adalah sebuah pendekatan berbasis data
kimia batuan untuk mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis batuan
berdasarkan komposisi yang dimilikinya,” jelasnya.
Dikatakan
Iskandar, berbasis pada pendekatan tersebut, penelitian panjang yang
dilakukan pada batuan-batuan vulkanik di Pulau Sumatera, mulai dari
Provinsi Lampung di Selatan hingga Provinsi Sumatera Utara telah
memberikan sebuah preposisi baru pada pemahanan geologi tentang pulau
tersebut.
“Hingga
saat ini, Pulau Sumatera masih dianggap sebagai sebuah segmen homogen
dari tepian Benua Eurasia. Namun pendekatan geokimia batuan yang
digunakan dalam menganalisis batuan-batuan volkanik yang sebagian besar
tersebar di sisi barat pulau tersebut, menunjukkan bahwa Pulau Sumatera
bukanlah sebuah segmen homogen kerak benua seperti yang diyakini selama
ini,” paparnya.
Sedangkan,
Dr. Silvester Tursiloadi M Eng dalam orasi ilmiahnya berbicara mengenai
nanoteknologi untuk sintesiskatalis aerogel mesopori. “Aerogel dapat
digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang elektronik, kedokteran,
farmasi, kontruksi, tekstil, keramik, energi, industri makanan, katalis,
badan mobil, badan kapal laut, badan kapal terbang, kendaraan luar
angkasa (spacecraft)» Sumber : Humas LIPI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar